Minggu, 20 Maret 2016

UJI SIFAT FISIK TANAH (ITH)





UJI SIFAT FISIK TANAH
(Laporan Pratikum Ilmu Tanah Hutan)








Oleh

Lely Pratiwi S.
1414151051







logo-unila-bw.jpg








FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2015






I. PENDAHULUAN



A. Latar Belakang


Sifat fisik tanah mempunyai banyak kemungkinan untuk dapat digunakan sesuai dengan kemampuannya yang dibebankan kepadanya. Kemampuan untuk menjadi keras dan menyangga kapasitas drainase dan kapasitas untuk melakukan drainase dan menyimpan air, plastisitas, kemudahan untuk ditembus akan aerasi dan kemampuan menahan retensi unsur – unsur hara tanaman, semuanya erat hubungannya dengan kondisi fisik tanah. Hal ini tepat sekali, karena itu, orang – orang penggarap tanah mengetahui arti dan sampai berapa jauh sifat – sifat tersebut dapat diubah. Hal ini benar apakah tanah digunakan sebagai media pertumbuhan tanaman .
Tanah dapat terdiri dari dua atau tiga bagian. Dalam tanah yang kering, maka tanah hanya terdiri dari dua bagian, yaitu butir-butir tanah dan pori-pori udara. Dalam tanah yang jenuh juga terdapat dua bagian, yaitu bagian padat atau butiran dan air pori. Dalam keadaan tidak jenuh, tanah terdiri dari tiga bagian, yaitu bagian padat (butiran), pori-pori udara, dan air pori.

Tekstur tanah menunjukkan kasar halusnya tanah dan dibagi menjadi beberpa kelompok antara lain; kasar(pasir, pasir berlempung), agak kasar (lempung


berpasir, lempung berpasir halus), sedang (lempung berpasir sangat halus, lempung, lempung berdebu, debu),agak halus (lempung liat, lempung liat berpasir, lempung liat berdebu), halus (liat berpasir, liat berdebu). Selain itu, tanah mempunyai perbedaan dalam memegang air, kemampuan ini tergantung pada teksturnya. Dengan tekstur tanah dapat dibahas dan dikemukakan tentang bahan mineral seperti pasir, debu dan liat dalam susunan tanah yang penting bagi berbagai kehidupan di muka bumi. Partikel-partikel tanah yang dikelompokkan berdasarkan atas ukuran tertentu disebut fraksi ( partikel) tanah, fraksi tanah ini dapat kasar ataupun halus.
Tanah memiliki banyak sifat fisik diantaranya: warna tanah, pH, kadar bahan organik, drainase, tekstur dan struktur. Sehingga analisis mengenai sifat fisik tanah ini akan mampu digunakan sebagai acuan dalam dapat dimanfaatkan untuk penggunaan lahannya. Dalam laporan ini secara terinci akan dibahas mengenai peran tanah yaitu menyangkut sifat fisik dan kemampuan tanah dalam peresapan air pada suatu lahan.


B.Tujuan Percobaan

Adapun tujuan yang hendak dicapai dalam pratikum mengenai uji sifat fisik tanah sebagai berikut.
1.    Mahasiswa mengetahui sifat fisik tanah dalam penyerapan air.
2.    Mahasiswa mengetahui jenis tanah yang banyak menahan air.
3.    Mahasiswa mengetahui pengaruh sifat fisik tanah ketika air diberikan dengan volume tertentu.



























II. TINJAUAN PUSTAKA



Tanah merupakan media amat penting untuk pertumbuhan vegetasi. Tanah menyediakan tanaman nutrisi yang diperlukan untuk tumbuh dan dapat menyimpan air. Jenis tanah yang berbeda akan memiliki perbedaan karakteristik dalam hal sifat fisik, biologi maupun kimiawi tanah. Sifat – sifat tanah dapat menentukan jenis nutrisi, banyak air yang dapat disimpan dalam tanah, dan sistem perakaran yang mencerminkan sirkulasi pergerakan air di dalam tanah. Kemampuan tanah dalam meresap air tercermin dari vegetasi yang berada di permukaan tanah. Fungsi vegetasi secara efektif dapat mencerminkan kemampuan tanah dalam mengabsorpsi air hujan, mempertahankan atau meningkatkan laju infiltrasi, dan menunjukkan kemampuan dalam menahan air atau kapasitas retensi air (KRA) (Schwab,1997).
Tanah pasir tidak memiliki kemampuan menyerap air dan hara sehingga tanah pasir tidak subur dan mudah kering. Tanah pasir juga sedikit mengandung liat, kapasitas tukar kation yang rendah dan miskin bahan organik atau humus. Pasir merupakan mineral sisa pelapukan yang mempunyai daya tahan terhadap pelapukan yang tinggi sehingga menjadi sukar lapuk. Hal ini menjadikan tanah berpasir menjadi media untuk tumbuh yang sangat jelek. Tanah pasir memerlukan granulasi. Salah satu cara untuk mengatasinya adalah dengan penambahan bahan organik (Soepardi, 1983).



Warna tanah merupakan sifat morfologi tanah yang paling mudah dibedakan. Warna merupakan petunjuk untuk beberapa sifat tanah.  Warna hitam menunjukkan kandungan bahan organik tinggi.  Warna merah menunjukkan adanya oksida besi bebas (tanah-tanah yang teroksidasi).  Warna abu-abu kebiruan menunjukkan adanya reduksi.  Warna disusun oleh tiga variabel, yaitu hue, value, dan kroma.  Hue adalah warna spectrum yang dominan, sesuai dengan panjang gelombangnya.  Value menunjukkan gelap terangnya warna sesuai dengan banyaknya sinar yang dipantulkan.  Khroma menunjukkan kemurnian atau kekuatan dari warna spektrum (Suprapto, 2008).

Pori – pori tanah adalah bagian tanah yang tidak terisi bahan padat tanah (terisi oleh udara dan air). Pori tanah dapat dibedakan menjadi pori tanah kasar ( macro pore) dan pori halus ( micro pore ). Pori kasar berisi udara atau air gravitasi (air yang mudah hilang karena gaya gravitasi), sedangkan pori halus berisi air kapiler dan udara (Sanchez, 1992).

Ruang pori tanah yaitu bagian dari tanah yang ditempati oleh air dan udara, sedangkan ruang pori total terdiri atas ruangan diantara partikel pasir, debu dan liat serta ruang diantara agregat – agregat tanah (Soepardi, 1983).

Konsistensi tanah menunjukkan kekuatan daya kohesi butir-butir tanah atau daya adhesi butir-butir tanah dengan benda lain.  Hal ini ditunjukkan oleh daya tahan tanah terhadap gaya dari luar.  Penyifatan konsistensi tanah harus disesuaikan dengan kandungan air dari tanah yaitu apakah tanah dalam keadaan basah, lembab, atau kering (Sarwono, 1995).

Sekam padi secara nyata mempengaruhi sifat kimia, fisik dan biologi tanah.  Sifat fisik tanah yang terpengaruh akibat pemberian sekam padi adalah agregasi tanah, sehingga akan menghindarkan terjadinya kerak tanah, infiltrasi, kandungan lengas, pengatusan, aerasi, temperatur, kegiatan mikroba, dan penetrasi akat tanaman.  Pemanfaatan sekam padi secara tidak langsung memperbaiki sifat fisik tanah.  Pengaruh utama terhadap struktur tanah adlaah berhubungan dengan pemadatan, aerasi dan perkembangan akar.  Apabila persentase kandungan sekam padi menurun , maka kerapatan lindak tanah meningkat dan konsekuensinya terjadi penurunan aerasi akam menghambat perkembangan akar, menurunkan kemmapuan akar menyerap dan menghambat aktivitas mikroorganisme (Sutanto, 2002).
Permeabilitas adalah kecepatan laju air dalam medium massa tanah. Sifat ini penting artinya dalam keperluan drainase dan tata air tanah. Bagi tanah – tanah yang bertekstur halus biasanya mempunyai permeabilitas lebih lambat dibanding tanah bertekstur kasar. Nilai permeabilitas suatu solum tanah ditentukan oleh suatu lapisan tanah yang mempunyai nilai permeabilitas terkecil (Hardjowigeno, 2003).









III. METODE PRAKTIKUM



A.      Alat dan Bahan


Adapun alat yang dibutuhkan dalam pratikum ini adalah sebagai berikut: botol aqua besar 3 buah yang telah dibolongi bagian bawahnya sebagai pori, cutter, gelas ukur, nampan, lembar pengamatan ,stopwatch, gelas ukur dan aqua.  Sedangkan bahan yang digunakan meliputi: pasir, tanah, sekam, dan air.



B.       Cara Kerja


Adapun yang harus dilakukan dalam pratikum uji sifat fisik tanah adalah sebagai berikut.
1.         Siapkan alat dan bahan.
2.         Beri lubang pada ketiga botol aqua besar tersebut.
3.         Susunlah media tanam dalam botol aqua tersebut dengan urutan tanah, pasir dan sekam.
4.         Ambillah air sebanyak  600 mL atau satu botol aqua sedang.
5.         Letakkan botol aqua yang tanah tersebut diatas nampan.
6.         Tuangkan secara langsung air yang bervolume 600 mL tersebut ke dalam botol aqua besar tersebut dan amati penyerapan air.
7.         Hitung laju penyerapan dengan menggunakan stopwatch hingga air tidak menetes lagi dari botol tersebut.
8.         Ambil gelas ukur dan tuangkan air yang berada pada nampan bekas percobaan yang dilakukan pada tanah tersebut.
9.         Catatlah perubahan volume air dan hasil pengamatan.
10.     Ulangi cara kerja empat hingga sembilan pada pasir dan juga tanah.






















IV. HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN



A.      Hasil Pengamatan


Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan maka didapatkan hasil sebagai berikut :

No.
Nama Media
Waktu (second)
Jumlah air yang masuk(ml)
Jumlah air yang keluar ( ml)
1
Tanah
01:35:72
600
575
2
Pasir
00:33:12
600
595
3
Sekam
01:11:80
600
598



B.                 Pembahasan


Dari hasil pengamatan pada proses pratikum, didapatkan data pada percobaan.  Pada percobaan , waktu  yang dibutuhkan dan jumlah air yang keluar pada sekam padi, pasir, dan tanah berbeda-beda. Tekstur tanah terdiri dari partikel tanah yaitu pasir, debu dan liat yang bervariasi ukurannya, yaitu pasir 0,05 – 2 mm, debu 0,005 – 0,002 mm dan liat < 0,002 mm. Ukuran partikel tersebut berhubungan erat dengan sirkulasi air dan udara, kemampuan jerapan nutrisi dan struktur tanah. Tanah yang didominasi pasir akan banyak mempunyai pori – pori makro (besar) dan tanah yang didominasi liat akan banyak mempunyai pori – pori kecil.

Sekam padi memiliki tektur yang sangat kasar, tidak melekat dan tidak licin disebabkan karena sekam tidak berlempung dan tidak memiliki presentasi liat dan juga ringan.  Jadi, ketika air masuk sangat mudah dan sekam padi menjadi mengambang di atas air.  Sehingga sekam padi banyak digunakan dalam pertanian karena infiltrasinya baik, aerasinya baik, bertemperatur.  Hal ini sesuai dengan Sutanto (2002) menyatakan membenamkan atau mencampur sekam padi pada saat pengolahan akan memperbaiki struktur melalui peningkatan agregasi, perbaikan siat tanah, antara lain: infiltrasi, retensi lengas, aerasi, pengatusan, penetrasi akar dan temperatur.  Penggunaan sekam padi menurunkan kepekaan tanah bertekstur debuan terhadap pendespersian tanah, dan tanah lempungan (clayey) menaikkkan ketahanan masa tanah terhadap plastisitas tanah.

Sedangkan,pasir memiliki pori-pori yang lebih besar daripada tanah sehingga dalam menyerap air, pasir lebih cepat menyerap air tetapi cepat juga dalam pengeringannya.  Pasir juga dapat meningkatkan aerasi serta drainase tanaman dikarenakan sifat fisik dari pasir itu sendiri.  Hal ini sesuai dengan Redaksi PS (2007) menyatakan keunggulan media tanam pasir adalah kemudahan dalam penggunaan dan dapat meningkatkan sistem aerasi serta drainase media tanam.

Pada tanah memiliki permeabilitas dan drainase yang cukup baik, serta tidak mudah didespersikan oleh air hujan. Permeabilitas tanah dapat menghilangkan daya air untuk mengerosikan tanah, sedangkan drainase mempengaruhi baik buruknya pertukaran udara. Faktor tersebut akan mempengaruhi kegiatan mikroorganisme dan perakaran dalam tanah. Tanah yang memiliki permeabilitas rendah diinginkan untuk persawahan yang membutuhkan banyak air.
Menurut pengamatan saya dari hasil praktikum yang telah dilakukan, pasir cenderung menahan air lebih sedikit daripada tanah, karena pasir memiliki ruang pori yang lebih besar sehingga air yang meresap pada pasir cenderung dilepaskan dan tidak ditahan. Sedangkan pada tanah memiliki partikel yang lebih kecil dari pada pasir dan pori yang kecil. Hal yang demikian akan berpengaruh dalam menahan air yang lebih banyak dibanding pasir, sehingga tanah lebih cenderung menahan air air di pori – pori tanah dan sedikit melepaskannya. Sekam padi yang digunakan pada tanah untuk mempertahankan kelembapan pada tanah dan bukan untuk menahan air karena sekam padi tidak bersifat menahan air melainkan hanya bersifat sebagai pelindung tanah dan pengatur kelembapan dan kesuburan pada tanah.

Dalam praktikum ini masih terdapat kendala yaitu keterbatasan nampan sehingga membuat waktu semakin banyak terbuang. Kesiapan alat juga menjadi kekurangan dalam praktikum ini, seharusnya sebelum praktikum gelas ukur yang disediakan sudah ada sehingga waktu yang digunakan dapat lebih efisien dan efektif. Besarnya lubang yang dibuat pada botol aqua juga bisa menjadi kendala, jika lubang yang dibawah aqua dibuat terlalu besar maka air yang keluar tidak dapat diamati secara tepat karena pada saat memulai penghitungan waktu bisa saja airnya sudah habis. Demikian juga, bila lubang pada aqua terlalu kecil maka membutuhkan waktu yang lama agar air keluar semuanya.Jadi,sebaiknya agar praktikum ini tidak mengalami kendala buatlah lubang yang bila diperhitungkan akan mendapat hasil yang maksimal.





V. KESIMPULAN DAN SARAN



A.      Kesimpulan


Adapun kesimpulan yang dapat diambil dari pratikum mengenai uji sifat fisik tanah sebagai berikut :
1.      Pori – pori tanah merupakan tanah yang tidak terisi bahan padat tanah (terisi oleh udara dan air). Pori tanah dapat dibedakan menjadi pori tanah kasar ( macro pore) dan pori halus ( micro pore ).
2.      Sifat fisik tanah sangat banyak menahan air karena memiliki struktur tanah dan pori – pori yang sangat kecil, pada pasir memiliki struktur  yang lebih besar dari pada tanah dan pori – pori lebih besar sehingga air cenderung langsung dilepaskan dan sedikit ditahan. Pada sekam padi tidak menyerap air karena sifatnya yang ringan dan keras sehingga air sulit masuk ke dalam pori – pori sekam.
3.      Jenis tanah yang banyak menahan air adalah tanah yang bersifat liat karena memiliki sifat fisik yang sangat kecil dan banyak menahan air.


B.            Saran


Adapun saran yang dapat diberikan yaitu ketersediaan alat berupa gelas ukur yang hanya ada 1 buah. Sebaiknya ditambah lagi gelas ukur pada partikum uji sifat fisik tanah dan mohon materi yang akan selanjutnya dibahas diberikan dalam handout supaya materi dapat dipelajari sebelumnya.




























Daftar Pustaka



http://dasar2ilmutanah.blogspot.com/. Diunduh pada 15 April 2015 pukul 16.32 WIB
Sanchez, P. A. 1992. Sifat dan Pengelolaan Tanah Tropika, jilid 2/ Pedro A Sanchez; terjemahan Amir Hamzah. Bandung: Penerbit ITB.
Sarwono. 1995. Ilmu Tanah. Akademika Pressindo, Jakarta.
Soepardi, G. 1983. Sifat dan Ciri Tanah, Bogor. Jurusan Ilmu Tanah Fakultas Pertanian IPB.
Suprapto, 2008. Tinjauan Reklamasi Lahan Bekas Tambang dan Aspek Konservasi Bahan Galian. Prosiding. Kelompok Program Penelitian Konsevasi – Pusat Sumber Daya Geologi.
Sutanto, Rachman. 2002. Penerapan Pertanian Organik. Yogyakarta: Ksnisius.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar