Minggu, 20 Maret 2016

PERKECAMBAHAN (ILMU TANAH HUTAN)

PERKECAMBAHAN(Laporan Pratikum Ilmu Tanah Hutan)        Oleh Lely Pratiwi S.1414151051       logo-unila-bw.jpg        FAKULTAS PERTANIANUNIVERSITAS LAMPUNGBANDAR LAMPUNG2015
I.  PENDAHULUAN   A. Latar Belakang  Media tanam merupakan media/tempat dimana tanaman/biji dapat tumbuh dan berkembang didalamnya. Contoh seperti tanah, air, kapas, kompos, pasir dan sejenis lainnya. Saat ini, dikehidupan sehari – hari atau dalam perkebunan, tanah selalu menjadi media tanam bagi benih yang akan di tanam. Tetapi, dalam kegiatan penelitian ini, kita akan memakai media, tanah dan pasir untuk mengetahui pertumbuhan yang terjadi pad tanaman. Sedangkan, media tanam yang menggunakan air biasanya dikhususkan untuk tumbuhan hidroponik. Dalam hal ini, dapat terlihat bahwa kegunaan antar berbagai media tanam itu berbeda – beda. Tidak hanya kegunaannya saja tapi pengaruhnya terhadap perkecambahan suatu biji. Pengaruh tersebut dapat disebabkan karena setiap media tanam mengandung unsur – unsur dan struktur yang berbeda – beda. Pertumbuhan adalah proses fisiologis yang ditandai dengan bertambahnya jumlah sel dan bertambahnya volume sel yang bersifat irreversible ( tidak dapat mengecil kembali). Pada tumbuhan bersel satu terjadi penambahan besar sel, sedangkan pada tumbuhan multiseluler terjadi pembesaran sel maupun penambahan ukuran sel. Pada proses perkecambahan, ada dua tipe perkecambahan : Epigeal ( perkecambahan dimana kotiledon berada diatas tanah) dan Hipogeal ( Kotiledon

tetap berada di dalam tanah ). Perkembangan adalah proses pada tubuh untuk mencapai kedewasaan atau maturitas. Maturitas tidak dapat diukur secara kuantitatif namun bisa dilihat ciri – cirinya. Faktor – faktor yang mempengaruhi dan pekembangan pada tumbuhan ada 2, yaitu faktor eksternal atau internal. Faktor eksternal adalah faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan dari luar, meliputi : nutrisi, suhu, cahaya, air, kelembaban, oksigen, dll. Faktor internal adalah faktor dari dalam, meliputi : gen dan hormon. Untuk mengetahui lebih jelas maka dilakukan praktikum ini dan juga untuk menambah wawasan dan pengetahuan kita.  B. Tujuan Percobaan  Adapun tujuan dari percobaan ini adalah sebagai berikut.
 1. Mahasiswa dapat mengetahui apa itu perkecambahan.2. Mahasiswa dapat mengetahui media tanam untuk perkecambahan.3. Mahasiswa dapat membandingkan media kecambah yang baik antara tanah dan       pasir.
       
II. TINJAUAN PUSTAKA   Tanah adalah produk transformasi mineral dan bahan organik yang terletak dipermukaan sampai kedalaman tertentu yang dipengaruhi oleh faktor – faktor genetis dan lingkungan, yakni bahan induk, iklim, organisme hidup (mikro dan makro), topografi dan waktu yang berjalan selama kurun waktu yang sangat panjang, yang dapat dibedakan dari ciri – ciri bahan induk asalnya baik secara kimia, biologi, maupun morfologinya dengan kandungan yang dimiliki tanah tumbuhan dapat tumbuh diatasnya. Perkembangan perkecambahan membutuhkan media untuk berkembang, macam media dapat dijelaskan sebagai berikut. 1. Media Tanam Humus Humus merupakan media tanam organik yang bahan dasarnya berasal dari proses fermentasi tanaman atau limbah organik, seperti jerami, sekam, daun, rumput dan sampah kota. Kelebihan dari penggunaan kompos sebagai media tanam adalh sifatnya yang mampu mengembalikan kesuburan tanah melalui perbaikan sifat – sifat tanah, baik fisik, kimiawi, maupun biologis. Selain itu, humus juga menjadi fasilitator dalam penyerapan unsur nitrogen (N) yang sangat dibutuhkan oleh tanaman. Kandungan bahan organik yang tinggi dalam humus sangat penting untuk memperbaiki kondisi tanah. 2. Media Tanam Pasir 
Pasir sering digunakan sebagai media tanam alternatif untuk menggantikan fungsi tanah. Sejauh ini, pasir dianggap memadai dan sesuai jika digunakan sebagai media untuk penyemaian benih, pertumbuahan bibit tanaman, dan perakaran stek batang tanaman. Sifatnya sangat cepat kering akan memudahkan proses pengangkatan bibit tanaman yang dianggap sudah cukup umur untuk dipindahkan ke media lain. Sementara bobot pasir yang cukup berat akan mempermudah tegaknya stek batang. Selain itu, keunggulan media tanam pasir adalah kemudahan dalam penggunaan dan dapat meningkatkan sistem aerasi serta drainase media tanam. Pasir malang dan pasir bangunan merupakan jenis pasir yang digunakan sebagai media tanam. 3. Media Tanam Tanah Liat Tanah liat merupakan jenis tanah yang bertekstur paling halus dan lengket atau berlumpur. Karakteristik dari tanah liat adalah memiliki pori – pori berukuran kecil ( pori – pori mikro ) yang lebih banyak dari pada pori – pori yang berukuran besar (pori – pori) makro sehingga memiliki kemampuan mengikat air yang cukup kuat. Pori – pori mikro adalah pori – pori halus yang berisi air kapiler atau udara. Sementara pori – pori makro adalah pori – pori kasar yang berisi udara atau air gravitasi yang mudah menghilang. Pada dasarnya, tanah liat bersifat miskin unsur hara sehingga perlu dikombinasikan dengan bahan – bahan lain yang kaya akan unsur hara ( Winarso, 2005). Faktor – faktor yang mempengaruhi Perkecambahan A. Faktor Dalam Faktor dalam yang mempengaruhi perkecambahan benih antara lain : 1. Tingkat kemasakan benih Benih yang dipanen sebelum tingkat kemasakan fisiologisnya tercapai tidak mempunyai viabilitas yang tinggi karena belum memiliki cadangan makanan yang cukup serta pembentukan embrio belum sempurna (Sutopo, 2002). 2. Ukuran Benih Benih yang berukuran besar dan berat mengandung cadangan makanan yang lebih banyak dibandingkan dengan yang kecil pada jenis yang sama. Cadangan makanan yang terkandung dalam jaringan penyimpan digunakan sebagai sumber energi bagi embrio pada saat perkecambahan (Sutopo, 2002). 3. Dormansi Benih dikatakan dormansi apabila benih tersebut sebenarnya hidup tetapi tidak berkecambah walaupun diletakkan pada keadaan yang secara umum dianggap telah memenuhi persyaratan bagi suatu perkecambahan atau juga dapat dikatakan dormansi benih menunjukkan suatu keadaan dimana benih – benih sehat (viabel) namun gagal berkecambah ketika berada dalam kondisi yang secara normal baik untuk berkecambah, seperti kelembaban yang cukup, suhu dan cahaya yang sesuai (Lambers, 1992; Schmidt, 2002). 
 4. Penghambat Perkecambahan Menurut Kuswanto (1996), penghambat perkecambahan benih dapat berupa kehadiran inhibitor baik dalam benih maupun di permukaan benih, adanya larutan dengan nilai osmotik yang tinggi serta bahan yang menghambat lintasan metabolik atau menghambat laju respirasi.  B. Faktor Luar Faktor luar utama yang mempengaruhi perkecambahan diantaranya : 1. Air Penyerapan air oleh benih dipengaruhi oleh sifat benih itu sendiri terutama kulit pelindungnya dan jumlah air yang tersedia pada media disekitarnya, sedangkan jumlah air yang diperlukan bervariasi tergantung kepada jenis benihnya, dan tingkat pengambilan air turut dipengaruhi oleh suhu (Sutopo, 2002). 2. Suhu Suhu optimal adalah yang paling menguntungkan berlangsungnya perkecambahan benih dimana persentase perkembangan tertinggi dapat dicapai yaitu pada kisaran suhu antara 26 s.d 350C . Suhu juga mempengaruhi kecepatan proses permulaan perkecambahan dan ditentukan oleh berbagai sifat lain yaitu sifat dormansi benih, cahaya dan zat tumbuh giberelin (Sutopo, 2002). 3. Oksigen Benih akan berkecambah dalam udara yang mengandung 29 persen oksigen dan 0,03 persen CO2. Namun untuk benih yang dorman, perkecambahannya akan terjadi jika oksigen yang masuk ke dalam benih ditingkatkan samapai 80 persen, karena biasanya oksigen yang masuk ke embrio kurang dari 3 persen
(Kamil, 1979).
 4. Cahaya Pengaruh cahaya terhadap perkecambahan benih dapat dibagi atas 4 kelompok yaitu golongan yang memerlukan cahaya mutlak, golongan yg membutuhkan banyak cahaya untuk mempercepat perkecambahan, golongan dimana cahaya dapat menghambat perkecambahan, serta golongan dimana benih dapat berkecambah baik pada tempat gelap maupun ada cahaya (Adriance dan Brisom dalam Sutopo, 2002). 5. Medium Medium yang baik untuk perkecambahan haruslah memiliki sifat fisik yang baik, gembur, mempunyai kemampuan menyerap air dan bebas dari organisme penyebab penyakit terutama cendawan (Sutopo, 2002).                               
III. METODOLOGI PRAKTIKUM   A. Alat dan Bahan  Adapun alat dan bahan yang digunakan pada praktikum ini sebagai berikut. Alat berupa bak kecambah 2 buah, cetok. Bahan berupa 60 benih saga ( Adenanthera pavonina) yang sudah diskarifikasi selama 24 jam dengan menggunakan air panas, air, pasir dan tanah.  B. Cara Kerja Cara kerja yang dilakukan pada praktikum ini adalah sebaggai berikut. 1. Siapkan alat dan bahan yang akan digunakan.2. Pada kedua bak kecambah, 1 diisi dengan pasir dan satunya lagi diisi dengan
    tanah.3. Tanamkan benih saga (Adenanthera pavonina) pada media tanah 30 benih dan        pada media pasir 30  benih.4. Siram kedua bak kecambah yang sudah berisi benih tersebut dengan
    secukupnya jangan sampai becek.5. Letakkan kedua bak kecambah tersebut di tempat teduh dan aman.6. Lakukan pengamatan setiap hari dan catat berapa yang tumbuh setiap harinya.       IV. Hasil dan Pembahasan   A. Hasil  Adapun hasil yang diperoleh dari pengamatan yang dilakukan selama 21 hari mulai tanggal 16 April 2015 – 06 Mei 2015 sebagai berikut.  a. Tabel Pengamatan Perkecambahan pada Media Tanah 
No
Hari
Biji yang Tumbuh
1
Kamis (16/04/2015)
0
2
Jumat (17/04/2015)
0
3
Sabtu (18/04/2015)
0
4
Minggu (19/04/2015)
0
5
Senin (20/04/2015)
0
6
Selasa (21/04/2015)
0
7
Rabu (22/04/2015)
0
8
Kamis (23/04/2015)
0
9
Jumat (24/04/2015)
3
10
Sabtu (25/04/2015)
3
11
Minggu (26/04/2015)
5
12
Senin (27/04/2015)
7
13
Selasa (28/04/2015)
7
14
Rabu (29/04/2015)
13
15
Kamis (30/04/2015)
15
16
Jumat (01/05/2015)
15
17
Sabtu (02/05/2015)
17
18
Minggu (03/05/2015)
17

19
Senin (04/05/2015)
17
20
Selasa (05/05/2015)
21
21
Rabu (06/05/2015)
21
                                                                                                               
 b.Tabel Pengamatan Perkecambahan pada media Pasir  
No
Hari
Biji yang Tumbuh
1
Kamis (16/04/2015)
0
2
Jumat (17/04/2015)
0
3
Sabtu (18/04/2015)
0
4
Minggu (19/04/2015)
0
5
Senin (20/04/2015)
0
6
Selasa (21/04/2015)
0
7
Rabu (22/04/2015)
0
8
Kamis (23/04/2015)
0
9
Jumat (24/04/2015)
3
10
Sabtu (25/04/2015)
3
11
Minggu (26/04/2015)
10
12
Senin (27/04/2015)
11
13
Selasa (28/04/2015)
17
14
Rabu (29/04/2015)
20
15
Kamis (30/04/2015)
20
16
Jumat (01/05/2015)
23
17
Sabtu (02/05/2015)
24
18
Minggu (03/05/2015)
24
19
Senin (04/05/2015)
24
20
Selasa (05/05/2015)
22
21
Rabu (06/05/2015)
22
    
c. Perhitungan
 1. Persentase benih yang tumbuh pada media tanah   x 100 %
  x 100%
 = 70% 2. Persentase benih yang tumbuh pada media pasir =     x 100% =   
 73,33 %
   B. Pembahasan Perkecambahan adalah munculnya plamtula (tanaman kecil) dari dalam biji yang merupakan hasil pertumbuhan dan perkembangan embrio. Pada perkembangan embrio saat berkecambah, bagian plumula tumbuh dan berkembang menjadi batang, sedangkan radikula menjadi akar. Perkecambahan merupakan pengaktifan kembali aktivitas pertumbuhan embryonic axis didalam biji yang terhenti untuk kemudian membentuk bibit. Berdasarkan letak kotiledon pada saat perkecambahan dikenal dua tipe perkecambahan yaitu hipogeal dan epigeal. Perkecambahan juga dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya faktor dalam meliputi tingkat kemasakan benih, dormansi rudimeter embryo, daya tembus kulit terhadap air, dormansi kulit benih, kombinasi dari dua atau lebih faktor – faktor tersebut dan faktor luar yang meliputi persediaan air yang cukup, temperature optimum, oksigen, cahaya dan media tanam. Media tanam merupakan komponen utama ketika akan bercocok tanam. Media tanam merupakan media/tempat dimana tanaman/biji dapat tumbuh dan berkembang di dalamnya, misalnya tanah, sekam, kapas dan lainnya. Secara umum, media tanam harus dapat menjaga kelembaban daerah sekitar akar, menyediakan cukup udara, dan dapat menahan ketersediaan unsur hara. Media yang baik untuk perkecambahan haruslah memiliki sifat yang baik, gembur, mempunyai kemampuan menyerap air dan bebas dari organisme penyebab penyakit. Media tanam berfungsi sebagai tempat tumbuh dan perkembangan akar serta tempat tanaman mengabsorpsi unsur hara dan air. Jenis dan sifat media tanam berperan dalam ketersediaaan unsur hara dan air sehingga berpengaruh terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman. Perbedaan karakteristik media terutama pada kandungan unsur hara lagi tanaman dan daya mengikat air. Dari praktikum yang telah dilakukan diperoleh hasil sebagai berikut, saga
(Adenanthera pavonina) yang berkecambah pada media tanah adalah sebanyak 21 dan pada media pasir adalah sebanyak  22. Jadi jika dinyatakan dalam persen, benih yang tumbuh pada media tanah adalah 70% dan benih yang tumbuh pada media pasir adalah 73,33%. Dari hasil banyaknya benih yang berkecambah, menunjukkan bahwa benih yang banyak berkecambah adalah pada media pasir dibandingkan media tanah. Media tanam pasir sebenarnya kurang baik karena mempunyai porositas yang besar dan tidak dapat menyerap air tetapi hanya dapat meneruskan air. Tetapi media pasir lebih gembur sehingga kotiledon mudah untuk keluar atau muncul sebagai kecambah. Saat melakukan penyapihan media pasir akan lebih mudah karena pasir tidak menggumpal dengan keras. Sedangkan pada media tanah, kotiledon sulit untuk muncul keluar karena tanah tidak gembur, keras dan lengket. Akibatnya pemunculan kotiledon ke permukaan membutuhkan waktu lama. Efeknya kotiledon mengalami kebusukan. Media tanam pasir sebenarnya merupakan media kecambah yang baik karena memiliki unsur hara yang cukup dan dibutuhkan oleh tanamann dibanding pasir. Hal ini menunjukkan media tanam mengandung unsur – unsur dan struktur yang berbea – beda.
 Dalam melakukan perkecambahan ini, hal yang sangat penting diperhatikan adalah penyiraman media tanam karena akan sangat mempengaruhi perkecambahan. Penyiraman harus dilakukan 2 kali sehari yaitu pagi dan sore, agar mendapatkan hasil yang maksimal. Selama penelitian perkecambahan ini saya menyiramnya hanya dua kali, yaitu pada sore hari sepulang kuliah pukul 15.00 WIB. Saya sering mengecek perkecambahannya tetapi tidak menyiramnya. Saya tidak menyiramnya karena tidak ada niat untuk mengambil air.       
V. PENUTUP   A. Kesimpulan  Dari pengamatan yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan bahwa : 1. Perkecambahan merupakan salah satu tahap yang termasuk ke dalam rangkaian    proses pertumbuhan dan perkembangan berupa tumbuhnya embrio yang
    terdapat pada biji. 2. Air yang cukup sangatlah penting dalam melakukan perkecambahan,
    kekurangan air akan mengakibatkan benih mati demikian juga sebaliknya bila
    kelebihan air akan mati juga benihnya. 3. Media tanam yang lebih banyak benih yang berkecambah adalah pasir, karena
    pasir tidak padat dan keras dibandingkan tanah sehingga kotiledon mudah
    muncul ke permukaan, tetapi media tanah memiliki unsur hara yang lebih
    banyak dibandingkan pasir. B. Saran  Pada praktikum ini, saran yang dapat saya sampaikan adalah agar asisten dosen lebih mengontrol lagi para praktikan dalam melakukan penyiraman benih.  DAFTAR PUSTAKA   Darjadi. 1969. Industri Benih di Indonesia. Laboratorium Ilmu dan Teknologi
Benih IPB. 291 hal. Bogor. Kuswanto, H. 1997. Analisis Benih. ANDI. Yogyakarta. Kamil,J. 1979. Teknologi Benih 1. Angkasa Raya. Padang. Schmidt, L. 2002. Pedoman Penanganan Benih Tanaman Hutan Tropis dan Sub
Tropis ( Terjemahkan) Dr. Muhammad Na’iem dkk. Bandung.
 Sutopo. 2002. Pengertian dan Sifat Kimia Tanah. Yogyakarta Gajah Mada
University. Yogyakarta. Winarso. 2005. Teknologi Benih. Bogor : IPB








Tidak ada komentar:

Posting Komentar