PERKECAMBAHAN(Laporan Pratikum Ilmu Tanah
Hutan) Oleh Lely Pratiwi S.1414151051
FAKULTAS
PERTANIANUNIVERSITAS
LAMPUNGBANDAR
LAMPUNG2015
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Media
tanam merupakan media/tempat dimana tanaman/biji dapat tumbuh dan berkembang
didalamnya. Contoh seperti tanah, air, kapas, kompos, pasir dan sejenis
lainnya. Saat ini, dikehidupan sehari – hari atau dalam perkebunan, tanah
selalu menjadi media tanam bagi benih yang akan di tanam. Tetapi, dalam
kegiatan penelitian ini, kita akan memakai media, tanah dan pasir untuk
mengetahui pertumbuhan yang terjadi pad tanaman. Sedangkan, media tanam yang
menggunakan air biasanya dikhususkan untuk tumbuhan hidroponik. Dalam hal ini,
dapat terlihat bahwa kegunaan antar berbagai media tanam itu berbeda – beda.
Tidak hanya kegunaannya saja tapi pengaruhnya terhadap perkecambahan suatu
biji. Pengaruh tersebut dapat disebabkan karena setiap media tanam mengandung
unsur – unsur dan struktur yang berbeda – beda. Pertumbuhan
adalah proses fisiologis yang ditandai dengan bertambahnya jumlah sel dan
bertambahnya volume sel yang bersifat irreversible ( tidak dapat mengecil
kembali). Pada tumbuhan bersel satu terjadi penambahan besar sel, sedangkan
pada tumbuhan multiseluler terjadi pembesaran sel maupun penambahan ukuran sel.
Pada proses perkecambahan, ada dua tipe perkecambahan : Epigeal ( perkecambahan
dimana kotiledon berada diatas tanah) dan Hipogeal ( Kotiledon
tetap
berada di dalam tanah ). Perkembangan adalah proses pada tubuh untuk mencapai
kedewasaan atau maturitas. Maturitas tidak dapat diukur secara kuantitatif
namun bisa dilihat ciri – cirinya. Faktor
– faktor yang mempengaruhi dan pekembangan pada tumbuhan ada 2, yaitu faktor
eksternal atau internal. Faktor eksternal adalah faktor yang mempengaruhi
pertumbuhan dan perkembangan dari luar, meliputi : nutrisi, suhu, cahaya, air,
kelembaban, oksigen, dll. Faktor internal adalah faktor dari dalam, meliputi :
gen dan hormon. Untuk mengetahui lebih jelas maka dilakukan praktikum ini dan
juga untuk menambah wawasan dan pengetahuan kita. B. Tujuan Percobaan Adapun tujuan
dari percobaan ini adalah sebagai berikut.
1.
Mahasiswa dapat mengetahui apa itu perkecambahan.2.
Mahasiswa dapat mengetahui media tanam untuk perkecambahan.3.
Mahasiswa dapat membandingkan media kecambah yang baik antara tanah dan pasir.
II. TINJAUAN PUSTAKA Tanah
adalah produk transformasi mineral dan bahan organik yang terletak dipermukaan
sampai kedalaman tertentu yang dipengaruhi oleh faktor – faktor genetis dan
lingkungan, yakni bahan induk, iklim, organisme hidup (mikro dan makro), topografi
dan waktu yang berjalan selama kurun waktu yang sangat panjang, yang dapat
dibedakan dari ciri – ciri bahan induk asalnya baik secara kimia, biologi,
maupun morfologinya dengan kandungan yang dimiliki tanah tumbuhan dapat tumbuh
diatasnya. Perkembangan perkecambahan membutuhkan media untuk berkembang, macam
media dapat dijelaskan sebagai berikut. 1. Media Tanam
Humus Humus
merupakan media tanam organik yang bahan dasarnya berasal dari proses
fermentasi tanaman atau limbah organik, seperti jerami, sekam, daun, rumput dan
sampah kota. Kelebihan dari penggunaan kompos sebagai media tanam adalh
sifatnya yang mampu mengembalikan kesuburan tanah melalui perbaikan sifat –
sifat tanah, baik fisik, kimiawi, maupun biologis. Selain itu, humus juga
menjadi fasilitator dalam penyerapan unsur nitrogen (N) yang sangat dibutuhkan
oleh tanaman. Kandungan bahan organik yang tinggi dalam humus sangat penting
untuk memperbaiki kondisi tanah. 2. Media Tanam
Pasir
Pasir
sering digunakan sebagai media tanam alternatif untuk menggantikan fungsi
tanah. Sejauh ini, pasir dianggap memadai dan sesuai jika digunakan sebagai
media untuk penyemaian benih, pertumbuahan bibit tanaman, dan perakaran stek
batang tanaman. Sifatnya sangat cepat kering akan memudahkan proses
pengangkatan bibit tanaman yang dianggap sudah cukup umur untuk dipindahkan ke
media lain. Sementara bobot pasir yang cukup berat akan mempermudah tegaknya
stek batang. Selain itu, keunggulan media tanam pasir adalah kemudahan dalam
penggunaan dan dapat meningkatkan sistem aerasi serta drainase media tanam.
Pasir malang dan pasir bangunan merupakan jenis pasir yang digunakan sebagai
media tanam. 3. Media Tanam
Tanah Liat Tanah
liat merupakan jenis tanah yang bertekstur paling halus dan lengket atau
berlumpur. Karakteristik dari tanah liat adalah memiliki pori – pori berukuran
kecil ( pori – pori mikro ) yang lebih banyak dari pada pori – pori yang
berukuran besar (pori – pori) makro sehingga memiliki kemampuan mengikat air
yang cukup kuat. Pori – pori mikro adalah pori – pori halus yang berisi air kapiler
atau udara. Sementara pori – pori makro adalah pori – pori kasar yang berisi
udara atau air gravitasi yang mudah menghilang. Pada dasarnya, tanah liat
bersifat miskin unsur hara sehingga perlu dikombinasikan dengan bahan – bahan
lain yang kaya akan unsur hara ( Winarso, 2005). Faktor – faktor
yang mempengaruhi Perkecambahan A. Faktor Dalam Faktor dalam
yang mempengaruhi perkecambahan benih antara lain : 1. Tingkat
kemasakan benih Benih
yang dipanen sebelum tingkat kemasakan fisiologisnya tercapai tidak mempunyai
viabilitas yang tinggi karena belum memiliki cadangan makanan yang cukup serta
pembentukan embrio belum sempurna (Sutopo, 2002). 2. Ukuran Benih Benih
yang berukuran besar dan berat mengandung cadangan makanan yang lebih banyak dibandingkan
dengan yang kecil pada jenis yang sama. Cadangan makanan yang terkandung dalam
jaringan penyimpan digunakan sebagai sumber energi bagi embrio pada saat
perkecambahan (Sutopo, 2002). 3. Dormansi Benih
dikatakan dormansi apabila benih tersebut sebenarnya hidup tetapi tidak
berkecambah walaupun diletakkan pada keadaan yang secara umum dianggap telah
memenuhi persyaratan bagi suatu perkecambahan atau juga dapat dikatakan
dormansi benih menunjukkan suatu keadaan dimana benih – benih sehat (viabel)
namun gagal berkecambah ketika berada dalam kondisi yang secara normal baik
untuk berkecambah, seperti kelembaban yang cukup, suhu dan cahaya yang sesuai
(Lambers, 1992; Schmidt, 2002).
4. Penghambat
Perkecambahan Menurut
Kuswanto (1996), penghambat perkecambahan benih dapat berupa kehadiran
inhibitor baik dalam benih maupun di permukaan benih, adanya larutan dengan
nilai osmotik yang tinggi serta bahan yang menghambat lintasan metabolik atau
menghambat laju respirasi. B. Faktor Luar Faktor luar
utama yang mempengaruhi perkecambahan diantaranya : 1. Air Penyerapan
air oleh benih dipengaruhi oleh sifat benih itu sendiri terutama kulit
pelindungnya dan jumlah air yang tersedia pada media disekitarnya, sedangkan
jumlah air yang diperlukan bervariasi tergantung kepada jenis benihnya, dan
tingkat pengambilan air turut dipengaruhi oleh suhu (Sutopo, 2002). 2. Suhu Suhu
optimal adalah yang paling menguntungkan berlangsungnya perkecambahan benih
dimana persentase perkembangan tertinggi dapat dicapai yaitu pada kisaran suhu
antara 26 s.d 350C . Suhu juga mempengaruhi kecepatan proses
permulaan perkecambahan dan ditentukan oleh berbagai sifat lain yaitu sifat
dormansi benih, cahaya dan zat tumbuh giberelin (Sutopo, 2002). 3. Oksigen Benih
akan berkecambah dalam udara yang mengandung 29 persen oksigen dan 0,03 persen
CO2. Namun untuk benih yang dorman, perkecambahannya akan terjadi jika
oksigen yang masuk ke dalam benih ditingkatkan samapai 80 persen, karena
biasanya oksigen yang masuk ke embrio kurang dari 3 persen
(Kamil, 1979).
4. Cahaya Pengaruh
cahaya terhadap perkecambahan benih dapat dibagi atas 4 kelompok yaitu golongan
yang memerlukan cahaya mutlak, golongan yg membutuhkan banyak cahaya untuk
mempercepat perkecambahan, golongan dimana cahaya dapat menghambat
perkecambahan, serta golongan dimana benih dapat berkecambah baik pada tempat
gelap maupun ada cahaya (Adriance dan Brisom dalam Sutopo, 2002). 5. Medium Medium
yang baik untuk perkecambahan haruslah memiliki sifat fisik yang baik, gembur,
mempunyai kemampuan menyerap air dan bebas dari organisme penyebab penyakit
terutama cendawan (Sutopo, 2002).
III. METODOLOGI PRAKTIKUM A. Alat dan Bahan Adapun
alat dan bahan yang digunakan pada praktikum ini sebagai berikut. Alat berupa
bak kecambah 2 buah, cetok. Bahan berupa 60 benih saga ( Adenanthera pavonina) yang sudah diskarifikasi selama 24 jam dengan
menggunakan air panas, air, pasir dan tanah. B. Cara Kerja Cara kerja yang
dilakukan pada praktikum ini adalah sebaggai berikut. 1.
Siapkan alat dan bahan yang akan digunakan.2. Pada kedua
bak kecambah, 1 diisi dengan pasir dan satunya lagi diisi dengan
tanah.3. Tanamkan
benih saga (Adenanthera pavonina)
pada media tanah 30 benih dan pada media pasir 30 benih.4. Siram kedua
bak kecambah yang sudah berisi benih tersebut dengan
secukupnya jangan sampai becek.5.
Letakkan kedua bak kecambah tersebut di tempat teduh dan aman.6. Lakukan
pengamatan setiap hari dan catat berapa yang tumbuh setiap harinya. IV. Hasil dan Pembahasan A. Hasil Adapun hasil yang
diperoleh dari pengamatan yang dilakukan selama 21 hari mulai tanggal 16 April
2015 – 06 Mei 2015 sebagai berikut. a. Tabel
Pengamatan Perkecambahan pada Media Tanah
No
|
Hari
|
Biji yang Tumbuh
|
1
|
Kamis (16/04/2015)
|
0
|
2
|
Jumat (17/04/2015)
|
0
|
3
|
Sabtu (18/04/2015)
|
0
|
4
|
Minggu (19/04/2015)
|
0
|
5
|
Senin (20/04/2015)
|
0
|
6
|
Selasa (21/04/2015)
|
0
|
7
|
Rabu (22/04/2015)
|
0
|
8
|
Kamis (23/04/2015)
|
0
|
9
|
Jumat (24/04/2015)
|
3
|
10
|
Sabtu (25/04/2015)
|
3
|
11
|
Minggu (26/04/2015)
|
5
|
12
|
Senin (27/04/2015)
|
7
|
13
|
Selasa (28/04/2015)
|
7
|
14
|
Rabu (29/04/2015)
|
13
|
15
|
Kamis (30/04/2015)
|
15
|
16
|
Jumat (01/05/2015)
|
15
|
17
|
Sabtu (02/05/2015)
|
17
|
18
|
Minggu (03/05/2015)
|
17
|
19
|
Senin (04/05/2015)
|
17
|
20
|
Selasa (05/05/2015)
|
21
|
21
|
Rabu (06/05/2015)
|
21
|
b.Tabel Pengamatan Perkecambahan pada media Pasir
No
|
Hari
|
Biji yang Tumbuh
|
1
|
Kamis (16/04/2015)
|
0
|
2
|
Jumat (17/04/2015)
|
0
|
3
|
Sabtu (18/04/2015)
|
0
|
4
|
Minggu (19/04/2015)
|
0
|
5
|
Senin (20/04/2015)
|
0
|
6
|
Selasa (21/04/2015)
|
0
|
7
|
Rabu (22/04/2015)
|
0
|
8
|
Kamis (23/04/2015)
|
0
|
9
|
Jumat (24/04/2015)
|
3
|
10
|
Sabtu (25/04/2015)
|
3
|
11
|
Minggu (26/04/2015)
|
10
|
12
|
Senin (27/04/2015)
|
11
|
13
|
Selasa (28/04/2015)
|
17
|
14
|
Rabu (29/04/2015)
|
20
|
15
|
Kamis (30/04/2015)
|
20
|
16
|
Jumat (01/05/2015)
|
23
|
17
|
Sabtu (02/05/2015)
|
24
|
18
|
Minggu (03/05/2015)
|
24
|
19
|
Senin (04/05/2015)
|
24
|
20
|
Selasa (05/05/2015)
|
22
|
21
|
Rabu (06/05/2015)
|
22
|
c. Perhitungan
1. Persentase benih yang tumbuh pada media tanah =




= 73,33 %
(Adenanthera pavonina) yang berkecambah pada media tanah adalah sebanyak 21 dan pada media pasir adalah sebanyak 22. Jadi jika dinyatakan dalam persen, benih yang tumbuh pada media tanah adalah 70% dan benih yang tumbuh pada media pasir adalah 73,33%. Dari hasil banyaknya benih yang berkecambah, menunjukkan bahwa benih yang banyak berkecambah adalah pada media pasir dibandingkan media tanah. Media tanam pasir sebenarnya kurang baik karena mempunyai porositas yang besar dan tidak dapat menyerap air tetapi hanya dapat meneruskan air. Tetapi media pasir lebih gembur sehingga kotiledon mudah untuk keluar atau muncul sebagai kecambah. Saat melakukan penyapihan media pasir akan lebih mudah karena pasir tidak menggumpal dengan keras. Sedangkan pada media tanah, kotiledon sulit untuk muncul keluar karena tanah tidak gembur, keras dan lengket. Akibatnya pemunculan kotiledon ke permukaan membutuhkan waktu lama. Efeknya kotiledon mengalami kebusukan. Media tanam pasir sebenarnya merupakan media kecambah yang baik karena memiliki unsur hara yang cukup dan dibutuhkan oleh tanamann dibanding pasir. Hal ini menunjukkan media tanam mengandung unsur – unsur dan struktur yang berbea – beda.
Dalam melakukan perkecambahan ini, hal yang sangat penting diperhatikan adalah penyiraman media tanam karena akan sangat mempengaruhi perkecambahan. Penyiraman harus dilakukan 2 kali sehari yaitu pagi dan sore, agar mendapatkan hasil yang maksimal. Selama penelitian perkecambahan ini saya menyiramnya hanya dua kali, yaitu pada sore hari sepulang kuliah pukul 15.00 WIB. Saya sering mengecek perkecambahannya tetapi tidak menyiramnya. Saya tidak menyiramnya karena tidak ada niat untuk mengambil air.
V. PENUTUP A. Kesimpulan Dari pengamatan yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan bahwa : 1. Perkecambahan merupakan salah satu tahap yang termasuk ke dalam rangkaian proses pertumbuhan dan perkembangan berupa tumbuhnya embrio yang
terdapat pada biji. 2. Air yang cukup sangatlah penting dalam melakukan perkecambahan,
kekurangan air akan mengakibatkan benih mati demikian juga sebaliknya bila
kelebihan air akan mati juga benihnya. 3. Media tanam yang lebih banyak benih yang berkecambah adalah pasir, karena
pasir tidak padat dan keras dibandingkan tanah sehingga kotiledon mudah
muncul ke permukaan, tetapi media tanah memiliki unsur hara yang lebih
banyak dibandingkan pasir. B. Saran Pada praktikum ini, saran yang dapat saya sampaikan adalah agar asisten dosen lebih mengontrol lagi para praktikan dalam melakukan penyiraman benih. DAFTAR PUSTAKA Darjadi. 1969. Industri Benih di Indonesia. Laboratorium Ilmu dan Teknologi
Benih IPB. 291 hal. Bogor. Kuswanto, H. 1997. Analisis Benih. ANDI. Yogyakarta. Kamil,J. 1979. Teknologi Benih 1. Angkasa Raya. Padang. Schmidt, L. 2002. Pedoman Penanganan Benih Tanaman Hutan Tropis dan Sub
University. Yogyakarta. Winarso. 2005. Teknologi Benih. Bogor : IPB
Tidak ada komentar:
Posting Komentar